Senin, 02 April 2012

KETIKA BEBAN HIDUP TERUNGKAP LEWAT TETESAN AIR MATA


Setiap orang tentunya memiliki persoalan hidup tersendiri yang kadang terasa ringan, namun ada juga yang terasa begitu berat dan sulit untuk diselesaikan. Dan ketika persoalan yang berat itu menjadi beban dalam hati dan pikiran, tentunya akan tertuang dalam emosi jiwa yang tak kunjung dipendam, dan terkadang orang mengungkapkan beban hidupnya lewat tetesan air mata.
Mungkin ada sebagian dari kita yang berpikir bahwa air mata hanyalah sebuah aksi yang ditunjukan  seseorang untuk mendapat perhatian dan pertolongan dari orang lain, namun taukah anda bahwa ketika beban hidup terungkap lewat tetesan air mata itu berarti beban itu terasa begitu berat untuk dipikul dan dirasakan sendiri, dengan kata lain persoalan yang dihadapi telah melewati kemampuan dan kesanggupan seseorang dalam memahami dan merasakan pengaruh dari sebuah persoalan.
Saya pun pernah merasakan hal yang sama. Ketika apa yang saya alami menjadi beban, tentunya itu menjadi suatu hal yang menyedihkan yang membuat saya menangis dan berpikir bahwa di dunia ini  tak ada keadilan, tak ada kasih, tak ada harapan dan tak ada penyelesaian. Namun ada saat dimana saya menyadari bahwa air mata hanyalah bentuk pengungkapan beban yang tersimpan dalam hati dan pikiran. Selanjutnya saya akan mulai berpikir bagaimana mencari solusi dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, dan  tentunya melibatkan orang lain yang saya kenal.
Tadinya saya merasakan beban itu seorang diri, tapi untuk menyelesaikannya saya membutuhkan pendapat dan pertolongan orang lain. Hal ini adalah hal yang penting karena saya menyadari bahwa kemampuan saya sendiri sudah diambang batas, dan orang lain mampu membantu saya untuk mencari solusi terbaik.
Dari pengalaman seperti ini saya ingin menyampaikan bahwa persoalan dalam hidup adalah sebuah kewajaran untuk membangun dan mendewasakan. Dan ketika persoalan itu membuat kita menangis, tentunya itu akan membuat kita sedikit merasa tenang. Jadi tak perlu malu untuk menangis dan melampiaskan apa yang kita rasakan, karena setelah malam ada siang, setelah hujan akan ada kemarau, dan jika hari ini ada tangisan pastinya akan ada tawa di hari esok.

Tidak ada komentar: