Senin, 20 Februari 2012

Lebih Baik Terlambat daripada Tidak Sama Sekali

Ketika mendengar kalimat " Lebih Baik Terlambat Daripada Tidak Sama Sekali " saya langsung tertarik untuk menulis tentang itu.
Sebenarnya kalimat ini dapat kita artikan dari sudut pandang yang berbeda, namun satu hal yang mau saya tulis adalah berkaitan dengan aktivitas kerja para PNS saat ini.

Bukan sebuah rahasia umum bahwa aktivitas kerja PNS saat ini menjadi suatu hal yang sering disoroti, hal ini  dipengaruhi oleh beberapa hal, dan salah satunya adalah mengenai disiplin pegawai dalam bekerja.

Berbicara mengenai kehadiran seorang PNS pada jam kerja, kita sadari bahwa pada kenyatannya sering terjadi ketidakdisiplinan. katakanlah ketika sebuah instansi melakukan apel pagi untuk memulai aktivitas kerja, nyatanya tidak sedikit para PNS yang belum hadir.
Terkadang hal ini menjadi sebuah kebiasaan yang terlihat dari hari ke hari, dan setiap orang memiliki alasan tersendiri atas ketidakhadirannya.

Ada orang yang tidak mengikuti apel karena sedang tugas luar, ada yang terlambat, dan yang lebih parah lagi ada orang yang tidak mengikuti apel karena sengaja tidak masuk kantor tanpa ada alasan yang jelas.
Sangat disayangkaan  jika mentalitas dan karakter seorang PNS harus seperti itu. bukankah sebelum menjadi PNS sudah banyak hal yang diperoleh selama menjadi CPNS..???
ini terpulang bagi pribadi kita sendiri, sejauh mana menghargai apa yang sudah Tuhan percayakan dalam tugas dan pengabdian kita bagi bangsa dan negara.

Saya sendiri berpendapat bahwa lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, artinya seberapa penting urusan kita  atau seberapa banyak keperluan yang harus kita tangani tidak membuat kita lalai untuk bekerja. Tidak ada salahnya kita terlambat, namun terlebih dahulu memberitahukan kepada atasan atau teman kantor kita.
Ingatlah bahwa ketika kita terlambat, kita masih bisa menyelesaikan pekerjaan kita.... namun ketika kita tidak hadir, itu berarti makin banyak beban kerja yang harus kita selesaikan nanti.

Berikan pilihan anda :
Selesaikan pekerjaan dan menikmati waktu santai tanpa beban, ataukah harus membawa pulang pekerjaan dan menyelesaikannya di rumah karena ketidakhadiran anda...???

Senin, 13 Februari 2012

Sulitnya Menghadapai Sebuah Perpisahan

Berbicara mengenai perpisahan, saya pikir semua orang pernah mengalaminya, entah perpisahan dengan seseorang yang istimewa atau hanya sekedar kenalan/ keluarga/ atau sahabat.

Perpisahan terjadi karena banyak alasan, diantaranya karena tugas dan pendidikan, karena tuntutan keluarga, kematian atau hal - hal lain.
Sudah begitu banyak perpisahan yang saya alami, beberapa diantaranya adalah perpisahan dengan sahabat dekat saat lulus sekolah, perpisahan dengan seseorang yang istimewa, perpisahan dengan teman/pimpinan kantor,  bahkan perpisahan dengan kakak dan ayah yang terjadi karena kematian.
Apa perasaan anda jika perpisahan itu akan/ telah terjadi ???
apakah hanya diam, bersedih dan menangis, atau mencoba menghalanginya.

Seperti pengalaman saya, ketika saudara perempuan saya meninggal dan ketika ayah saya akan meninggal dunia, saya tak rela menerimanya dan tak mau hal itu terjadi, tapi semua bukanlah dibawah kekuasaan kita.
Mungkin jika hanya sekedar berpisah untuk kembali, saya pikir tidak terlalu menyakiti perasan kita, apalagi jika kitapun dapat saling mengunjungi satu sama lain, tapi bagaimana dengan perpisahan yang tak akan mungkin ada pertemuan..??? itu terasa sangat menyakitkan dan butuh waktu lama untuk melupakannya.

Menghadapi perpisahan adalah suatu hal yang sulit bagi saya, dan saya pikir andapun berpendapat demikian, tapi yang membingungkan saya adalah mengapa ada orang yang menganggap perpisahan sebagai hal yang biasa dan seakan-akan tidak mempengaruhi kehidupan mereka. sebagai contoh, mereka yang bercerai atau mereka yang rela menghilangkan nyawa orang lain. apakah ini menjadi solusi untuk menghadapi sebuah kenyataan hidup...??? tentu tidak, namun inilah realita yang terjadi.

Kita perlu memahami bahwa perpisahan adalah sebuah proses kehidupan yang tidak terlepas dari kehendak sang pencipta, untuk itu biarlah segalanya berjalan sesuai kehendakNYA namun bukan kita yang menentukannya.

Rabu, 08 Februari 2012

HARI KASIH SAYANG

Seminggu lagi kita akan merayakan hari kasih sayang, suatu moment yang biasanya dipakai untuk mengungkapkan kasih sayang kita untuk orang-orang yang memiliki arti penting dalam hidup kita. 

Ada 2 hal yang dapat kita lihat pada setiap perayaan hari kasih sayang, yaitu :
1.    Hari kasih sayang diartikan sebagai hari  yang tepat untuk mengungkapkan rasa kasih dan sayang.
2.    Hari kasih sayang biasanya lebih bermakna dikalangan para remaja dan pemuda.

Inilah sebuah realita yang terjadi setiap tanggal 14 Februari setiap tahunnya, dan setiap orang memiliki pendapat tersendiri untuk menterjemahkan ke dua hal diatas.
Bagi saya, point 1 adalah suatu realita yang keliru dan patut diperbaiki. Kasih sayang adalah hal yang berhubungan dengan hak asasi, Itu berarti setiap orang perlu mengungkapkan rasa kasih sayangnya kapanpun  dan  dimana saja ia ada, dan tentunya tak perlu menunggu tanggal 14 Februari.
Kita perlu menyatukan persepsi kita, bahwa kasih sayang seharusnya terungkap setiap waktu berputar dan ketika jantung masih berdetak. Kasih sayang tak terbatas oleh ruang dan waktu, oleh karena itu adalah keliru jika anda harus menunggu tanggal 14 Februari baru anda mengungkapkan kasih sayang anda bagi mereka yang anda sayangi. Ungkapkanlah itu sekarang, esok dan sepanjang anda masih menghirup nafas kehidupan.
Tanggal 14 Februari hanyalah sebuah peringatan yang mungkin dapat sekedar dirayakan dengan merencanakan sesuatu yang berbeda di rumah atau di tempat favorit anda.
Point yang ke-2 membuat saya mengingat masa remaja. ketika moment kasih sayang hampir tiba, biasanya banyak teman lelaki memburu coklat, bunga atau boneka untuk pacar atau sahabat perempuan mereka, dan saya pun biasanya mendapatkannya. memang sangat berkesan.
Tapi  sangat disayangkan jika moment kasih sayang hanya bisa berkesan bagi remaja dan pemuda. Apakah hanya mereka yang merasakan kasih sayang..???
Tentu tidak.

Bagi saya, kasih sayang adalah bagian dari proses hidup yang jelas dimiliki dan dirasakan oleh siapapun, baik anak-anak, remaja, pemuda, bahkan orang tua. Kasih sayang bukan sekedar dapat dimaknai oleh sekelompok remaja atau pemuda dalam hubungan antar pribadi, namun kasih sayang juga perlu diungkapkan oleh orang tua terhadap anak, kakak terhadap adik, guru kepada murid, pimpinan kepada bawahan, dan sebaliknya.
Suatu hal yang lebih penting dari sekedar memperingati hari kasih sayang adalah bahwa kasih sayang  bukan hanya lewat ungkapan kata-kata indah namun  dinyatakan dalam sikap dan perbuatan.

Akhirnya lewat tulisan ini saya mau mengucapkan “ selamat memperingati hari kasih sayang untuk kita semua, semoga moment ini menjadikan kita lebih mengerti apa arti kasih sayang yang sesungguhnya “

KEBAHAGIAAN BUTUH PENGORBANAN




Sebuah kisah menarik yang dapat menjadi ide tulisan saya kali ini adalah sebuah film berjudul “The Descendants”. Cerita yang mengisahkan perjuangan seorang suami yang harus menggantikan peran istrinya dalam mengasuh anak-anaknya yang  terjerat dalam narkoba serta karakter  buruk anak-anak  akibat kurangnya perhatian.
Istri yang terbaring koma dan tak memiliki harapan hidup membuat sang suami  meninggalkan semua aktivitas bisnisnya hanya untuk menjaga anak-anak dan sang istri yang ternyata diketahui berselingkuh dengan lelaki lain. Itulah gambaran singkat tentang film ini, sederhana namun sesuai dengan realita hidup kita saat ini.

Dari cerita tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa situasi keluarga ini sangatlah rumit, ada penderitaan sang istri, anak yang menjadi korban narkoba, karakter buruk anak, serta perselingkuhan. Tapi  semua hal negatif ini terselesaikan dengan sebuah pengorbanan.
Ya....pengorbanan seorang suami sekaligus ayah bagi anak-anak. Pengorbanan inilah yang pada akirrnya mendatangkan kebahagiaan. Kebahagiaan memang butuh pengorbanan, dan kebahagiaan tidak datang begitu saja tanpa ada usaha untuk menggapainya.

Terkadang kita perlu mengambil resiko yang mungkin tak pernah kita inginkan untuk menggapai sebuah kebahagiaan, katakanlah seperti  film ini, suami harus meninggalkan pekerjaannya untuk  menggapai kebahagiaan bersama kedua anaknya.
Apakah saat ini banyak orang lebih memilih untuk berkorban seperti itu...??? saya rasa tidak. Tidak banyak yang mengambil resiko seperti pemeran suami dalam film tersebut, apalagi seorang lelaki..itu suatu hal yang rumit.

Suatu penghargaan bagi  sosok lelaki yang mau melakukan itu  tanpa berpikir tentang kenyataan pahit yang dihadapi, terutama perselingkuhan sang istri. Ia melakukannya dengan tulus untuk menunjukan betapa ia peduli terhadap keluarga kecilnya.
Inilah pelajaran untuk kita bahwa perhatian adalah yang terpenting dalam sebuah keluarga sehingga  takkan ada penderitaan, narkoba, karakter yang buruk atau bahkan perselingkuhan..dengan perhatian itu berarti kita telah menunjukan seperti apa pengorbanan kita, karena itulah yang akan mendatangkan kebahagiaan.