Kamis, 05 April 2012

SURAT KECIL UNTUK TUHAN


Anda pasti sudah membaca bahkan telah melihat film “SURAT KECIL UNTUK TUHAN” yang diangkat dari cerita novel Agnes Davonar.
Novel ini merupakan kisah nyata dari gadis kecil Gita Sesa Wanda Cantika (Keke),  yang menceritakan tentang perjuangan gadis remaja  dalam melawan kanker ganas, Rabdomiosarkoma (kanker Jaringan Lunak).

Keke adalah remaja berusia 13 tahun yang divonis menderita kanker ganas stadium 3 di bagian muka sebelah kiri. Menurut dokter, kasus ini adalah kasus yang langka terjadi pada remaja bahkan mungkin baru pertama ini terjadi di Indonesia. Bayangkan, di usia yang begitu muda, momen dimana remaja mulai mengalami pubertas, beraktualisasi diri, dan merangkai mimpi-mimpi, Keke justru harus berjuang untuk bisa hidup lebih lama. Dunianya yang dulu ceria berubah menjadi lingkaran kesedihan.

Dari cerita novel ini, ada sepenggal isi surat keke yang menarik untuk saya tulis dalam blog saya. demikian isinya :

Tuhan ..
Andai aku bisa kembali..
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.

Tuhan ..
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada hal yang sama terjadi padaku, terjadi pada siapapun

Isi surat ini sangat menyentuh hati karena keiklasan dan kejujuran seorang gadis remaja dalam menghadapi sebuah kenyataan pahit hidupnya.
Suara hati yang tak ingin ada tangis dan derita bagi siapapun seperti apa yang ia alami.
Tentu terasa sangat berat, namun itu menjadi sebuah pelajaran hidup bagi kita untuk lebih menyerahkan diri sepenuhnya untuk kemahakuasaan TUHAN sebagai sang pencipta.
Kita tentunya hanya mampu melakukan apa yang seharusnya kita lakukan, namun segala yang terjadi kemudian adalah atas kehendakNYA.
Lalu bagaimana jika kita yang diperhadapkan dengan persoalan yang sama ???
Mampukah kita menulis surat kecil untuk TUHAN seperti yang keke tulis ???
Saya pikir banyak dari kita yang lebih memaksakan TUHAN untuk memberikan kesembuhan dan kebahagiaan. Tidak banyak yang bisa menuangkan sepenggal tulisan seperti keke, karena manusia lebih banyak mengharapkan apa yang ia mau, bukan mengharapkan apa yang TUHAN mau.
Tapi ingatlah bahwa siapapun kita,...kita hanyalah manusia.

Tidak ada komentar: