Senin, 05 September 2011

My Autobiografi


Terlahir dengan nama Meivie Matulessy adalah sebuah anugrah terindah dalam hidup. Nama pemberian sang kakak ini lazim disebut Mei. Saya dilahirkan tepat pada tanggal 7 Mei 1983 di RS.Otokuik Ambon. Sebuah pengalaman berharga bagi kedua orang tua yang saat itu melahirkan anak bungsu mereka. Keluarga kami adalah sebuah keluarga besar, yang mana orang tua saya memiliki 9 orang anak, dan sayalah anak terkecil.
Sebagai seorang anak bungsu, pasti dianggap manja oleh sebagian orang, namun bagi saya bungsu atau tidaknya bukanlah sebuah realita yang dijadikan sebuah kesimpulan tentang manja tidaknya seorang anak dalam keluarga. Memang saya akui bahwa sedikit perbedaan yang ada pada diri saya membuat saya terlihat beda dengan saudara-saudara saya, apalagi saya terlahir setelah 4 orang kakak lelaki.
Menurut mereka, saya memiliki wajah yang berbeda dengan saudara-saudara lainnya dan kulit saya yang sedikit lebih terang membuat perbedaan itu lebih nyata. Namun untuk saya pribadi,hal ini adalah hal biasa dan bukan suatu yang istimewa. Saya beryukur atas kelebihan-kelebihan secara fisik yang saya miliki, namun itu bukan sebuah kebanggaan yang perlu ditonjolkan untuk melihat perbedaan diantara saya dengan saudara-saudara saya.
Pribadi saya adalah sederhana dan apa adanya, disisi lain saya tidak suka dengan keramaian, memang saya terkesan lebih tertutup dan jarang bergaul. Kadang saya dibilang angkuh dan tidak bersahabat namun hal itu saya pikir sangat keliru karna saya seorang yang sangat bersahabat dan penyayang saat dekat dengan seseorang.
Saya memulai pendidikan dasar di SD Neg II Halong, sebuah sekolah yang terletak tidak jauh dari rumah tempat tinggal saya. Hari-hari saya sejak SD hanyalah diisi dengan belajar dan belajar, seakan tak ada waktu untuk bermain karna jujur, saya memang terbentuk dalam lingkungan sekitar yang tidak banyak terdapat anak-anak seumuran saya, dan puji Tuhan ketekunan itu terbayar dengan memperoleh ranking I sekaligus juara umum di sekolah saya.
Setelah lulus SD, saya melanjutkan pendidikan tingkat pertama saya di SLTP Neg.9 Lateri yang jarak tempuhnya harus menggunakan angkutan umum sekitar 5 menit. Disana tak banyak cerita hanyalah sebuah kebanggaan bisa ditempatkan pada kelas unggulan di sekolah kami.
Pendidikan saya dilanjutkan ke SMK Neg I Ambon, inilah sekolah yang menjadi batu loncatan saya untuk meraih cita-cita saya nanti.
          Menjadi seorang sekretaris di sebuah bank adalah cita-cita saya sejak kecil, dan menurut saya masuk dalam lingkungan pendidikan kejuruan khususnya jurusan perkantoran adalah sebuah keputusan yang tepat. Disana saya belajar bayak tentang managemen perkantoran, surat-menyurat, akuntansi perbankan dan hal lain yang berhubungan.
Teori-teori ini menjadi bekal untuk melangkah lagi ke universitas, yang mana saya mengambil pendidikan di Fakultas Ekonomi, jurusan managemen di Universitas Pattimura Ambon.
Disana saya diberikan banyak teori-teori yang lebih luas dan mendalam tentang ilmu ekonomi, dan ini membawa saya sukses dalam menyelesaikan pendidikan saya dalam jangka waktu 4 tahun lebih.
          Akhirnya gelar sarjana bisa saya peroleh di tahun 2006, dan pada tanggal 4 November 2006 saya diwisuda. Betapa bangganya bisa meraih gelar itu dengan pendidikan dan pengalaman yang telah terlewati. Hal ini menjadi sebuah kebanggaan yang saya persembahkan buat Tuhan dan orang tua yang telah memberikan banyak topangan selama ini.
          Perjalanan panjang saya menghantarkan saya ke usia 23 tahun sebagai seorang sarjana, dan setelah saya mencoba mencari kesempatan kerja, Tuhan menunjukan banyak peluang.
Sebuah perusahaaan bahan kimia di Jakarta menawarkan posisi sebagai staf administrasi di awal tahun 2007, pada saat saya berlibur ke Jakarta waktu itu. Namun apa mau dikata kesempatan itu sirna hanya karena hati seorang papi yang tidak mengijinkan anaknya hidup di perantauan.
          Kembali pulang ke Ambon adalah jalan lain untuk mencari pekerjaan, yang mana saat itu saya diberi peluang lagi untuk menjadi calon pegawai Bank Modern, namun kesempatan itu terlepas dari genggaman hanya karena beratnya hati menerima tawaran tempat tugas yang jauh di kabupaten. Kesempatan lain datang dari Bank Maluku Ambon dan Masohi, namun hal itu bersamaan dengan tawaran tes BKKBN Prov.Maluku dan Pemda Tk.I, akhirnya semua peluang ini saya ikuti dan Tuhan menentukan BKKBN sebagai ladang kerja saya.
          Kini dua tahun sudah saya menjalani pekerjaan saya di BKKBN Prov. Maluku, banyak sahabat dan pengalaman berharga yang didapat disini. Walau kadang tak terpikirkan bahwa seorang sarjana ekonomi akan berbaur di lingkungan Keluarga Berencana yang banyak membicarakan kontrasepsi dan keluarga. Tapi inilah garis hidup yang takkan mungkin dihentikan oleh kekuatan manusia.
Saya menjalani semuanya dengan tetap bersyukur atas segala berkat yang sudah Tuhan buat dalam hidup saya, dengan harapan saya bisa menjadi sosok terbaik bagi Tuhan, masyarakat dan keluarga saya kelak.

Tidak ada komentar: